Kamis, 21 Maret 2013

Situs Pariwisata di Riau


Setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri bagi daerahnya.Banyak dari daerah itu yang dijadikan tempat wisata.Riau yang merupakan provinsi yang terletak di tengah sumatra juga memiliki tempat-tempat yang dijadikan tempat wisata.Nah,kali ini saya akan memberikan beberapa tempat wisata yang berada di Riau.


1.Candi Muara Takus

Situs Candi Muara Takus adalah sebuah situs candi Buddha yang terletak di di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar, Riau, Indonesia. Situs ini berjarak kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru.
Situs Candi Muara Takus dikelilingi oleh tembok berukuran 74 x 74 meter, yang terbuat dari batu putih dengan tinggi tembok ± 80 cm, di luar arealnya terdapat pula tembok tanah berukuran 1,5 x 1,5 kilometer, mengelilingi kompleks ini sampal ke pinggir Sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat beberapa bangunan candi yang disebut dengan Candi sulung /tua, Candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka. Pada tahun 2009 Candi Muara Takus dicalonkan untuk menjadi salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO.
Candi Muara Takus adalah situs candi tertua di Sumatera, merupakan satu-satunya situs peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi yang bersifat Buddhis ini merupakan bukti bahwa agama Buddha pernah berkembang di kawasan ini.
Candi ini dibuat dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Berbeda dengan candi yang ada di Jawa, yang dibuat dari batu andesit yang diambil dari pegunungan. Bahan pembuat Candi Muara Takus, khususnya tanah liat, diambil dari sebuah desa yang bernama Pongkai, terletak kurang lebih 6 km di sebelah hilir situs Candi Muara Takus. Nama Pongkai kemungkinan berasal dari Bahasa Cina, Pong berati lubang dan Kai berarti tanah, sehingga dapat bermaksud lubang tanah, yang diakibatkan oleh penggalian dalam pembuatan Candi Muara Takus tersebut. Bekas lubang galian itu sekarang sudah tenggelam oleh genangan waduk PLTA Koto Panjang. Namun dalam Bahasa Siam, kata Pongkai ini mirip dengan Pangkali yang dapat berarti sungai, dan situs candi ini memang terletak pada tepian sungai.
Bangunan utama di kompleks ini adalah sebuah stupa yang besar, berbentuk menara yang sebagian besar terbuat dari batu bata dan sebagian kecil batu pasir kuning. Di dalam situs Candi Muara Takus ini terdapat bangunan candi yang disebut dengan Candi Tua, Candi Bungsu, Stupa Mahligai serta Palangka. Selain bangunan tersebut di dalam komplek candi ini ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang manusia. Sementara di luar situs ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya.
Para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan situs candi ini didirikan. Ada yang mengatakan abad keempat, ada yang mengatakan abad ketujuh, abad kesembilan bahkan pada abad kesebelas. Namun candi ini dianggap telah ada pada zaman keemasan Sriwijaya, sehingga beberapa sejarahwan menganggap kawasan ini merupakan salah satu pusat pemerintahan dari kerajaan.

2.istana siak

Istana Siak Sri Inderapura merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim. Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada tahun 1893. Kini istana yang juga dijuluki Istana Matahari Timur ini, masuk wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Siak.
Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri dari 4 istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi.
Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang: Ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan disamping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta. Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana. Sementara pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, kemudian disebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara.

3.ombak bono


Ombak ini bukanlah ada di pantai seperti kebanyakan ombak lainnya, melainkan terdapat di sebuah sungai di Riau, tepatnya di Sungai Kampar. Walaupun di sungai, liarnya ombak tak kalah dengan yang ada di pantai. Tak heran, para penikmat ombak liar dari mancanegara sering datang ke tempat ini untuk berselancar.
Gelombang bono memiliki tinggi 4 hingga 6 meter dan membuat para surfer merasa tertantang. Selain tinggi, ombak ini juga panjang, sehingga membuat acara menyusur ombak terasa lebih seru bagi peselancar. Konon, hanya terdapat dua lokasi Bono di dunia yang tergolong besar, yakni di Brazil tepatnya di kuala Sungai Amazon dan lainnya di kuala Sungai Kampar, Pelalawan, Riau. Dan ombak Bono kuala Sungai Kampar disebut lebih besar dibandingkan ombak Bono di Sungai Amazon.

4.pustaka wilayah soeman Hs Riau


Pustaka wilayah terdapat di Kota Pekanbaru tepatnya di jalan sudirman sebelah Kantor Gubernur dekat dengan bundaran patung zapin . Pustaka wilayah adalah pustaka terbesar dan terlengkap di Indonesia . Pustaka Wilayah Riau atau dulunya juga dikenal dengan pustaka Soeman HS (mungkin sekarang juga masih itu namanya). Nampaknya di Riau ini ada trend memberi nama suatu lembaga dengan nama pahlawan atau nama orang legendaris. Seperti nama pustaka ini, Soeman Hasibuan (HS) adalah seorang sastrawan legendaris dari Riau. Tak hanya pustaka wilayah, Anjungan Seni Idrus Tintin (nama seniman Riau), UIN Sultan Syarif Kasim Riau, Bandara Sultan Syarif Kasim II, Jembatan Siak yang bernama Sultanah Latifah (semua dari nama pahlawan).

Terlepas dari itu semua Pustaka daerah Riau ini memang sangat megah, mungkin pustaka in akan menjadi salah satu landmark Provinsi Riau yang tentunya harus bersaing dengan bangunan megah lainnya seperti Masjid Agung An-Nur, Anjungan Seni Idrus Tintin dan Gedung Pemerintahan 9 lantai Provinsi Riau yang dibangun dalam waktu bersamaan dengan pustaka ini.

Untuk membangun pustaka megah ini tidak sedikit APBD Riau disalurkan, ya ini tidak lepas dari komitmen Riau untuk mengentaskan buta huruf dengan membangun monument pustaka yang mirip dengan buku, lihat saja foto disamping bangunan ini dideseain mirip dengan buku yang dibuka. Semoga Pustaka wilayah Riau ini benar-benar jadi lambang pengentasan buta aksara di Riau.

5. Taman Alam Mayang Pekanbaru

 



Pemandangan Taman Alam Mayang Pekanbaru – Riau
Objek Wisata Taman Alam Mayang adalah salah satu objek wisata Favorit bagi Warga di Kota Pekanbaru. Taman ini memiliki Kolam Pancing yang luas, Taman Alam Mayang ini ramai dikunjungi pada hari libur, seperti hari Ahad, Idul Fitri, tahun baru, Natal dan hari-hari libur lainnya. Kolam Pancing Alam Mayang ini memang disiapkan sebagai salah satu tujuan wisata andalan Pekanbaru, Taman Pancing Alam Mayang berlokasi di Pinggiran Kota Pekanbaru tepatnya di Jl. Harapan Raya / Imam Munandar Pekanbaru ( menuju Jalan Lintas ke Kabupaten Pelalawan).Selain menjadi tempat wisata bagi keluarga, Alam mayang juga menyuguhan suasana alamnya, hampir di setiap lokasi alam mayang tersebut dipenuhi dengan pohon-pohon yang rindang yang kondisinya bersih dan sangat terawat dengan baik.

6. Makam Koto Tinggi



Komplek Makam Koto Tinggi Terletak di sebelah timur Istana Siak. Makam Bersejarah yang ada didalam kompleks ini seperti makam Sultan Syarif Hasyim dan ayahandanya beserta keluarga dan kerabat kerajaan lainnya. Kompleks makam ini berukuran 15 x 15 meter persegi. Nisan dari makam yang terdapat di sini semuanya berukiran sangat rumit dan indah terbuat dari kayu dan marmer.



2 komentar: